Selasa, 31 Januari 2017

Sajak - Sajak Absurd






Dear Olmaipren, bulan ini aku posting pas di penghujung januari. Hehehe. Biasalah lagi-lagi karena kesibukan dan ide yang stuck abis nih.

Ada yang punya aplikasi ‘WATTPAD’ di Hp kalian guys? Itu lho aplikasi buat baca novel gratisan, hehehe. Oh ya di aplikasi itu juga bisa nulis atau buat karya guys, jadi aku coba-coba buat posting cerita bersambung tentang family life gitu. Bagi yang punya & tertarik buat baca silahkan kunjungi profile ku yaaaa >> @Tarimentari17


Btw anyway busway, kali ini aku mau ngepost beberapa sajak yang pernah aku buat ya. Beberapa aku lupa dibuatnya kapan dan beberapa udah pernah juga ku posting di instagram atau line.
Silahkan dinikmati guys..!!!


Hari itu hujan turun dari pagi membasahi tanah Batam, hujannya merata. Aku jadi teringat, punya sahabat yang cinta banget sama hujan. Maka terciptalah ini,

Hujan dan Ikatan

Hujan itu apa?
Rintikan air dari awan.
Hujan itu apa?
Deraian air yang bersatu saat langit sendu.
Hujan dan air itu ikatan.
Ikatan itu apa?
Simpul yang menyatu antara air hujan dan genggaman tangan.
Ikatan itu apa?
Tanyakan saja pada langit sendu, ada mereka yang tertawan indahnya hujan.


*****

Guys, pernah ga sih kalian berpikir menjadi dewasa itu ternyata tidak 'seenak' bayangan kalian ketika kecil. Kadang nih guys, aku dan pemikiran absurdku ini pernah kepikiran koq dulu pas kecil aku bisa sih berpikiran kalau jadi orang dewasa itu seru ya. Nyatanya setelah dewasa malah kepikiran, jadi anak kecil enak ya, masalah hidupnya paling berat palingan cuma PR Matematika. Hahahahaha.

Tak Dewasa

Ada anak kecil bertarung melawan kawan,
ibunya datang dan melerai.

Ada anak kecil berlari mengejar layangan,
terlalu kencang hingga tersungkur jatuh.

Ada anak kecil melompat riang,
tak tahu kaki pendeknya akan terjerembab di paritan.

Ketika kecil ku bermimpi menjadi dewasa,
dengan tawa bahagia berbagai macam gaya.

Ilusi masa lalu membuatku meringis kini.
Dunia dewasa tak seindah perkiraan.

*****





Kalian pernah ga sih suka sama seseorang tapi cuma bisa dipendam sendiri saja? Terlalu banyak alasan untuk menyembunyikan. Ketika membuat sajak ini saya sedang kagum, yah sejenis suka mungkin mirip jatuh hati  sama seseorang nun jauh disana. Tapi kenyataanya saya cuma bisa diam menerima keadaan, ga akan berani dan ga akan pernah terjadi buat berani mengungkapkan. 


Tak Berhak, Tak Layak

Bunyi dan berisik.
Menelisik mengusik.
Hubungi saja, Tidak.
Tanyakan saja, Tidak.
Kenapa? Aku tak berhak.

Riuh gemuruh.
Meluruh menyuruh.
Hubungi saja, Tidak.
Tanyakan saja, Tidak.
Kenapa? Aku tak layak.


oh ya guys, aku jadi ingat puisi ciptaan Rumi. Fix ini puisi bikin baper banget. cekidot baca yak..!!

I choose to love you in silence, 
for in silence I find no rejection.

I choose to love you in loneliness,
for in loneliness no one own you but me.

I choose to adore you from a distance,
for distance will shield me from pain.

I choose to kiss you in the wind,
for the wind is gentler than my lips.

I choose to hold you in my dreams,
for in my dreams, you have no end.


-RUMI-
 
*****

Ada beberapa sajak yang aku buat pakai kata sapaan. Nah akhir-akhir ini suka banget pakai kata sapaan "Tuan". Kayaknya manis - manis gimana gitu. Ahahaha.

Tuan yang pertama aku persembahkan khusus buat teman terbaik di kantor yang akhirnya merried, Kak Okvi, ini beneran dari lubuk hati buat kisah cinta kalian. Terinspirasi setelah pulang dari acara bridal shower dan inilah diaaaa....

Tuan,

Siapa yang bisa mengira cara kerja jantungku,

Saat kau jauh saja begini rasanya,

Apalagi jika kau disini, disampingku.

Kuatkah aku, Tuan?


Tuan,

Aku tau penantianku berujung padamu,

Sudah tertuju kan jadi tak perlu ragu.

Apa bisa kau lihat di hatiku itu kamu, Tuan.


Tuan,

Bagaimana cara menghentikan tangis bahagia ini?

Saat malam aku menghitung jam,

Sebab esok kau resmi jadi penuntunku.

Aku yakin menghabiskan sisa umur bersamamu.


Tuan,

Jangan tanya kenapa aku memilihmu atau kau memilihku.

Cinta,

Sudah begitu saja.


*****

Masih tentang 'Tuan' kalau yang selanjutnya ini terinspirasi dari perasaan aku sendiri. Ga mau dibilang galau ya, tapi nyatanya emang galau abis liriknya, Ahahaha.

Tuan,

Tak usah singgah jika tak menetap.

Tak usah hirau jika meracau.

Tak usah bersalah walau kakiku berhenti melangkah.

Tak usah genggam walau tanganku butuh pegangan.

Tuan,

Sudahlah.

Aku Mengalah,

Pergilah. 




Kau benar telah pergi, Tuan?

Aku pikir kau akan bertahan, mencoba meyakinkan.

Kau pasti tak tau makna kata para perempuan kan,

Taukah kau, seperti ada siang ada malam.

Maka pergi artinya tetap tinggal.

Tapi kau tak akan paham, Tuan.

Perempuan terlalu sulit untuk dimengerti, begitu katamu.

Andai kau tau, aku tak minta banyak.

Aku hanya sekedar mau tau bagaimana lanjutannya.

 ****

Baiklah guys, I think enough ya, ntar kalian makin mabuk sajak aku yang jadi ga enak. Ahahaha. *Apaaa siih -___-

itu aja ya postingan aku bulan ini. Penasaran aku ada yang baca ga ya, secara aku ga share di FB atau medsos.

Intinya menulis itu kayak komitmen buat aku. Pas memutuskan untuk mulai aktif curhat gaje di blog aku punya janji untuk posting minimal 1 kali postingan per bulannya. Nah ini jadi pemicu buat aku pribadi gimana caranya harus ditepati. Gak buat siapa-siapa juga tujuannya. Hanya komitmen kecil antara Aku, Tanganku, Ide Pikiranku, Hatiku, dan Tuhan.

See u next story guys,

Makasih yang udah mampir baca yaa, 

Diketik saat jam makan siang di hari terakhir Januari 2017,


-Tari-
 Karyawan yang sering nyuri jam kerja buat online. *Uppsss??? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar