Rabu, 25 Mei 2016

Si katrok lagi bahas 'CINTA'



Akhir-akhir ini saya lagi sering baca cerita-cerita romance. Yah namanya juga budget terbatas, jadilah baca yang gratisan kayak searching di google atau baca di wattpad. Sebenarnya bukan tanpa alasan sih, baca cerita romance tu kayak lagi nyari referensi aja sama hal klasik yang sering diagungkan namanya dimana-mana. Tau apa? Iyap bener, ‘CINTA’

Pertama saya mau bilang “Cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Kebanyakan orang justru merusak jalan itu sendiri, bertindak tidak sabaran, padahal jelas sekali cinta bisa menemukan jalannya sendiri”. Katanya sih kita hanya perlu bersabar, sampai cinta itu datang di waktu yang tepat. 

Kalian pernah baca novel “Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah”, karyanya Tere Liye. Kalau udah ada yang baca sama novel itu semoga pemikiran saya berikut bisa nyambung sama kalian juga ya. Kalau yang belum pernah baca, minjem  punya  saya aja boleh koq, saya senang malah ada yang mau minjem buku saya. *Apaan sih Tar, tadi ngomongin cinta sekarang ngomongin buku* -Oh iya, Oke fokus bahas ‘Cinta’ dulu-
Jadi di novel itu ceritanya Borno, Pemuda berhati paling lurus dan baik di sepanjang sungai kapuas, jatuh cinta sama gadis dengan wajah sendu menawan, Mei. Borno sebenarnya polos banget tentang dunia percintaan, nah justru karena itulah, novel ini sukses buat saya ketawa, senyum-senyum sendiri sama tingkahnya Borno. Ngarepnya sih saya yang jadi si Mei? Atau si Sarah? Haduh apaan sih, dunia imajinasi saya mulai lagi deh. Hahaha

Borno yang sibuk menaklukkan hati si Mei, harus dihadapkan dengan kenyataan masa lalu yang ga bisa lepas dari hidupnya. Kepahitan masa lalu hidup mereka yang ternyata terhubung karna kebaikan hati Bapaknya Borno. Yah bohong namanya kalau cerita romance, percintaan, ga ada konflik. Hambar rasanya. Mei yang harus terjerat sama kenyataan masa lalu seperti memungkiri perasaannya sendiri. Dia ragu beneran ga sih cinta sama Borno. Trus sebenarnya Borno tau ga sih kenyataan masa lalu itu, nah kalau Brono tau apa masih mau menerima Mei? Bukannya udah ada Sarah yang hadir juga di hidup Borno.
Tapi lagi-lagi cerita fiksi ini membuat saya senyum-senyum ga jelas. Tapi begitu baca endingnya, Nah beneran kan, cinta selalu menemukan jalannya sendiri.

Beralih dari Borno dan Mei, poin kedua saya juga mau bilang kalau cinta itu “Pengorbanan dan Kepercayaan”.

Ada yang tau atau pernah baca cerita legenda masa lalu, tentang Rama, Shinta dan Rahwana. Saya sih emang ga pernah baca cerita aslinya, tapi saya suka baca cerita legenda ini dari sudut pandang berbeda.
Mungkin ya yang selama ini kita kira Rahwana adalah sosok jahat, tega menculik Dewi Shinta, yang notabene adalah istri dari Rama. Versi modernnya dikit mah kayak Romeo –Juliet. Kita selalu terpatri bahwa kebaikan selalu identik dengan Prabu Rama dan kejahatan pastilah perbuatan Rahwana.

Tapi saya kasih tau ya, sejujurnya saya lebih sebal bin kesal sama Rama dibanding sama Rahwana. Rahwana udah jelas dia raksasa jahat. Udah dari sononya jelas dia tokoh antagonis disini. Tapi Rama. Apa ya kata-kata yang pas buat dia. Rama itu kalau jaman sekarang mah, sama kayak cowok-cowok freak, sekelas lah sama cowok-cowok yang hobby sepik-sepik iblis gitu. Ga Gentle. Hahahaha *jahat banget perumpaannya* 

Setelah 12 tahun disekap Rahwana, Dewi Shinta berhasil kembali ke Ayodia. Tapi apa yang buat kecewa pemirsah. Rama mempertanyakan kesucian dan kesetiaan Dewi Shinta. What the **** banget ga sih. Lelaki macam apa itu, meragukan kesetiaan istrinya sendiri. Trus selama 12 tahun perjuangan Rama itu demi apa. Demi Shinta? Yakin? Lah koq bisa prasangka jahat menghancurkan semuanya.

Singkat cerita Rama bisa membuktikan sendiri kan, Shinta setia. Shinta membuktikan ke semua orang kalau dia setia, Shinta selamat dari kobaran api, dia Suci. –jadi ada upacara obong, yg direquest Rama, buat membuktikan kesucian Shinta. Dia harus terjun ke api, kalau selamat artinya dia suci-
Hah puas kau Rama?
Shinta memang memaafkanmu Rama. Tapi apa kau bisa memperbaiki apa yang sudah rusak di hatinya Shinta.
*Alamak, tepok jidat saya buat ini. Segitu terlarut dalam emosi cerita wayang ini ternyata. Udah macam ‘Iya’ aja wag kesannya saya ini* hahahaha

Balik lagi tentang Cinta, ternyata ada yang yang bisa membutakannya, buta sebenarnya, gelap. Iya itu Prasangka Buruk. Tetiba teringat hubungan Bang Togar dan Kak Unai –Salah satu tokoh di novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah- hubungannya rusak, berantakan karna dikuasai prasangka yang tidak-tidak. Hilang sudah tak berarti pegorbanan, rusak sudah kepercayaan.

Eits, tapi ya lagi-lagi jika sudah sakit karna cinta, ya obat buat sembuhnya ya Cinta lagi. Kak unai memaafkan Bang togar. Sama kayak Shinta yang juga memaafkan Rama.

Poin ketiga dan terakhir dari perburuan saya di cerita romance “Cinta itu merelakan”. Kali ini bahasannya ga di dunia baca, tapi ke dunia perfilman nasional Indonesia yang lagi hits sebulanan ini. AADC 2. Ini tentang Trian (eks tunangannya Cinta). Bosen saya baca meme-meme Rangga Cinta yang CLBK (cinta lama belum kelar, cinta lama bersemi kembali). Padahal kan kasian si Trian. Gimana nasibnya tu orang coba? -jadi inget ada yang pernah bikin puisi tentang isi hati Trian, googling aja kalau mau tau, susah buat tautannya disini-

Ketika Trian sadar cintanya Cinta ga ke dia, tapi belum kelar di Rangga. Trian merelakan si Cinta pergi dari sisinya. Sama kayak dia rela gimana dulu berusaha menerobos pintu hati cinta yang sempat hancur tak bertata karna ditinggal Rangga, ehh sekalinya Rangga balik semua selesai. Habis. Cinta digondol Rangga. Dan lagi-lagi Trian rela kisah berakhirnya dia dan Cinta ga diceritain gamblang di AADC 2. Yah maklum namanya juga Trian bukan tokoh utamanya. Hahaha
*Apaan sih, sotoy banget lu Tar* wkwkwkwk

Poin ke empat, kisah cinta teromantis sepanjang abad versi saya itu bukan Romeo-Juliet, Rama-Shinta, Rangga-Cinta, Borno-Mei, halah apa lagi itu. “Kisah cinta teromantis sepanjang abad versi saya, kisah cinta Fathimah-Ali”

Bagaimanalah saya mau memulai ceritanya. Sangking indahnya takut bahasa saya tak mampu melukiskannya.

Fathimah dan Ali, mulianya dikau berdua. Bisa menyimpan rasa cinta bertahun-tahun. Rapat. Rapat sekali. Tak ada satupun yang tau, kecuali Sang Maha Mengetahui Segala-Nya.

Fathimah, wanita mulia dari darah daging Manusia Termulia. Ali, the real man. Gentle Man.  Prajurit hebat. Ikhwan idaman. 

*ehh Ikhwan? Ups, ukhty please jangan senyum-senyum dulu*

Ali itu punya apa sih. Pemuda miskin. Dia ga punya apa-apa selain Iman dan cinta. Ali ingin sekali segera membuat Fathimah menjadi halal baginya. Tapi dia cukup sadar diri. Sampai akhirnya ada seseorang yang melamar Fathimah, Ali lemas kakinya begitu tau orang itu ternyata Abu Bakar sahabat Nabi, sang saudagar kaya dan sangat baik hati. Apalah si Ali dibanding Abu bakar. Tapi cinta selalu menemukan jalannya kan, lamaran Abu bakar di tolak. Selang tak lama kemudian, seseorang melamar Fathimah lagi. Kali ini si Laki-Laki Pemberani sepanjang abad, Umar bin Khattab. Tak usah kau sebut nama lengkapnya, baru mendengar nama depannya saja sudah bisa membuat kafir quraisy terkencing-kencing ketakutan. Lagi-lagi apalah Ali dibanding Umar. Tapi sekali lagi kawan, cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Lamaran Umar pun berakhir sama dengan Abu bakar, ditolak.

Ali cukup yakin, Cinta itu tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan, itulah keberanian. Atau mempersilahkan, yang ini pengorbanan.

Singkat cerita Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Hanya bermodalkan satu set baju besi yang biasa dipakainya untuk berperang. Hanya itulah harta Ali satu-satunya. Keyakinan Ali, keteguhan hatinya, seolah bisa membawa Rasulullah mempercayakan putrinya kepada Ali. Iya, lamaran Ali diterima. 

Ribuan bintang, Awan putih berarak, llalang membentang diatas hijau rerumputan. Lihatlah. Lihatlah kawan, terakhir kalinya cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Ali menikahi Fathimah.  2 anak manusia yang saling memendam rasa itu, dipersatukan dalam ikatan suci. Allah maha mengetahui segalanya, sejatinya Allah lah yang menggerakkan jalan cinta para anak manusia di muka bumi ini.

~~~

Finish bahasan cinta-cintaannya siang ini ya kawan-kawan. Terimakasih udah mau mampir dan baca sampai akhir. Maaf kalau ada cerita yang agak ‘nyeleneh’ dan ga pas sama bahasan.
Bahas masalah cinta emang ga ada matinya lah pokoknya. Sepanjang abad, tema cinta selalu enak buat diperbincangkan. Selalu seru buat jadi bahan tulisan apalagi obrolan.
Dari sang pencari Cinta-
-bilang aja jomblo atau single gitu, susah amat- hahaha
Oke fix. Dari wanita single (yang keukeuh jomblo until halal) wkwkwkwk *saya geli sendiri jadinya*

-Tari-

Selasa, 10 Mei 2016

Mengukir jejak di Pulau Abang




Setelah kemarin saya nulis tentang liburan ala Cinta AADC di canopi. Sekarang saya mau nulis tentang travelling ala Rangga AADC diiiiiii.... Pulau.... Abang..!!!! *jreng...jreng...jreng...!!!* *lebay lu tar, lebay.. *

Jadi kita tuh berlima. Saya, Kak indi, Kak Okvi, Sasmita & Neti. Awalnya saya mau menyamarkan nama mereka, kayak di tivi-tivi, sebut saja ‘mawar’. Tapi mereka ga mau, agak serem kali ya sama nama itu. Hahaha


Sebelumnya saya juga udah izin ke masing-masing mereka buat post kisah travelling kita. Mereka sih ngizinin. Ga tau ya kalu udah baca tulisan ini reaksi merekanya gimana. Ngamuk2? Oh nooo...

Rencana buat snorkling sebenarnya udah lama. Tapi kita baru punya waktu bareng buat pergi itu sabtu, tanggal 7 Mei 2016. Kita pergi ke Pulau abang ikut travel My Trip Indonesia. Ada yang ga tau apa itu My Trip Indonesia? Please lah, masa mudamu buat apa aja sampai ga tau MTI. hahaha *kaboorr, statement kontroversi*

Sekilas tentang MTI, ini tuh travel kekinian dan lagi hits di batam. Mereka menawarkan paket-paket liburan yang beda dan unik. Ada beberapa sih, kayak petualangan anak pulau, camp di pulau putri dan pulau pucong, trus juga snorkling di pulau abang. Dijamin seru banget lah kalau ikut tripnya MTI, ga nyesel, dan ga bikin bokek juga koq, hehe. Kalau ada yg jamin kamu bakal nikmatin perjalanan dan petualangan, kenapa mesti ribet mikirin makan siangnya gimana, transportnya kesana gimana, guidenya siapa ya, sampai soal ibadah juga gimana. Nah kalau di MTI, semua dijamin. Include semua. Beneran, kamu ga usah gelisah dan resah gitu. MTI udah menjamin seemuuaaa kebutuhan kamu selama ngetrip. Hahaha *keren kan bahasa promosi saya? Mau teriak manggil bossnya MTI dulu, Safii ooii safii...!!! aku bantuin promosi ini lho, ntar kasih kita diskon yaak buat trip selanjutnya* wkwkwkwk

Balik lagi tentang perjalanan ke Pulau Abang.
Jam 7 pagi kita udah berkumpul di Kepri Mall. Titik temu di kantornya MTI, sekalian di briefing singkat. ada hal yang ga jadi fokus teman-teman saya, tapi saya malah fokus banget. Saya lihat senyum cerah di wajah Sas, nih anak keliatan banget penasarannya. Gurat senyum tipis di wajah Kak indi, yg agak gelisah, terbukti dengan seringnya dia bolak balik ke toilet. Keringat dan tawa bahagianya Kak Okvi, celoteh-celotehan dia yang coba mencairkan suasana. Dan senyum malu-malu neti, bola mata neti yang excited pas lihat koleksi foto-foto MTI di atas meja. Kalian sadar tidak kawan, saya berhasil mengabadikan itu dalam memori saya sebelum kita berangkat ke Pulau Abang. Entah bagaimana saya bisa berfikir, hari ini, saya akan mengukir jejak bersama kalian, menorehkan kenangan paling berkesan, pengalaman tak terlupakan di Pulau Abang.


Perjalanan ke pulau galang, jembatan 6 Barelang sebelum menyebrang ke Pulau Abang terkesan lancar saja. Guide kami hari itu namanya Irfan dan Mas Ponirin.  2 orang pendiam diantara 5 orang perempuan bawel. Yah kalian taulah perempuan kalau sudah bertemu teman-temannya bagaimana. Emang sih Cuma 5 orang, tapi berisiknya bisa dikira kayak 10orang loh. Hahaha

Ada yang selama perjalanan nahan perut mual ternyata, iyap Neti mabuk. Pas kebetulan neti duduk di kursi belakang, ga tahan kali ya sama guncangan perjalanan jadilah pas nyampe di galang langsung muntah.
Kami melanjutkan perjalanan dengan pompong. Lihat keseruan kami di pompong di link ini.
https://www.instagram.com/p/BFHE5SqK80z/?taken-by=gustinautari&hl=en







Langit biru, laut biru.
Siapa yang duduk termangu.
Siapa yang menahan rindu.
Aahh aku terlalu malu untuk mengaku.
(Pulau Abang, 7 Mei 2016)

Ternyata neti tetap mual dan muntah selama perjalanan ke pulau abang, jadilah beberapa kali neti mengeluarkan isi perutnya. Duuh kasian neti, mabuk daratnya terbawa sampai ke pulau abang.

Perjalanan ke pulau abang sekitar 20menit. Kesan pertama saya begitu melihat pulau abang adalah mirip tanjung uma zaman dulu. Rumah penduduk yang masih papan. Pelantarnya. “Abang, adek datang nih bang” hahaha *ngomong sama tembok pelabuhan*

Selanjutnya kita diarahkan ke home stay, disana selain kita ada juga rombongan lain. Trus kita dikasi sarapan. Nasi goreng dan telur mata sapi. Lumayanlah buat ganjel perut. Hehe


Saya perhatikan Neti makin lemas, setelah minum teh hangat juga ga gitu ngaruh. Dia masih mual dan muntah. Nah pas waktunya kita mau berangkat snorkling, neti memutuskan untuk ga ikut. Dia takut ga kuat. Apalagi kalau kena angin laut bawaannya tambah mual. Yah kecewa sih personil ga lengkap jadinya. Antara tega ga tega juga sih ninggalin neti sendiri di home stay. Tapi akhirnya kita tetap berangkat setelah minta tolong seorang Ibu yang tugasnya menyediakan makan kita disana mau bantu jagain neti.

Kita naik pompong yang lebih kecil menuju spot snorkling. Nah kejadian berlanjut, ga tau kenapa tiba-tiba Kak Okvi muntah. Awalnya saya kira kak okvi mabuk. ternyata dia udah beberapa kali muntah pas di pulau abang, berawal dari ga sengaja lihat Neti muntah jadi kak okvi juga terangsang ikutan muntah.

Berkali-kali kak okvi muntah di pompong. Mendadak saya lihat dia mukanya pucat, keringat keluar diwajahnya. Perutnya sakit. Trus kita ‘terdampar’ di pulau tak berpenghuni, karna kak okvi udah ga tahan lagi pengen buang hajat. Saya yang pas waktu itu menunggunya kaget pas ngelihat kak okvi abis selesai urusan kebelakang malah terbaring lemah di pasir-pasir. Saya berfikir ada yang ga beres nih. Saya tanya kak okvi kenapa, dia bilang lemas, diare, perutnya sakit. Saya panik. Takut dia pingsan. Saya panggil 2 guide, Irfan & Mas Rin dan bapak pengemudi pompong.

Berkali-kali kak okvi muntah, sampai yang keluar dari muntahan habis hanya air dan cairan kuning. Saya tau itu lambungnya pasti sakit banget. Kak okvi lemas tak berdaya. Bapak pompong menyuruh anaknya, Heru, buat ngambil buah kelapa. Saya kepikiran apa kak okvi keracunan makanan ya? Tapi kan apa yang dia makan ya sama dengan yang kami makan juga.


Saya panik. benar-benar panik. saya udah kepikiran macam-macam. Ada yang tidak kawan-kawan saya sadari, saya sangat takut, tangan saya sampai gemetar. Semua kejadian menyakitkan yang pernah terjadi di hidup saya kembali muncul di ingatan, kayak potongan puzzle, satu persatu ga beraturan memenuhi sudut otak saya. Buat orang-orang seperti saya yang udah pernah ngerasain kehilangan, susah sekali pikiran diajak positive thinking kalau udah over panik begini. Huaah mata udah mulai sinkron dengan pikiran dan hati, cairan bening di pelupuk mata rasanya tak bisa saya bendung lagi.

Berkali kali saya tepuk pipi kak okvi, saya ajak bicara, sekedar memastikan dia ga pingsan. Saya harus gimana? Lagi dan lagi saya bisa apa, kami bisa apa, di pulau terpencil entah diujung barelang, teman kami lemas tak berdaya dan saya ga tau mesti gimana. Kak indi bilang usapkan air ke muka dan perutnya. Saya lakukan. Saya baca so’a-do’a. Apalagi kekuatan kami sekarang selain do’a?

Singkat cerita kami memutuskan untuk membawa kak okvi balik ke pulau abang. Saya minta mas Rin ngubungin ibu di home stay untuk manggil bidan atau mantri untuk meriksa keadaan kak okvi. Ternyata si Ibu bilang tidak ada bidan, bidan lagi ke Batam. Mantri juga lagi pergi ke Tanjungpinang.
Saya makin panik. saya sampai berkali kali bilang ke Mas Rin kalau sampai sore kak okvi belum bisa membaik kita harus bawa dia ke klinik begitu sampai ke Batam. Beberapa menit kemudian kita sampai kembali di pulau abang.

Si Bapak Pompong bilang batas dia mengantar kami snorkling itu sampai jam 3 sore, jadi kami masih punya waktu sekitar 2 jam buat balik lagi ke spot snorkling. Setelah memastikan kak okvi udah bisa ditinggal, dan kami juga udah sholat zuhur akhirnya kami balik lagi ke spot snorkling. Kali ini Neti ikut. Dia udah sembuh katanya. Hehe Alhamdulillah.

Sama seperti ga tega ninggalin neti sendiri tadi, kali ini juga berat buat ninggalin kak okvi di home stay. mana si Ibu sibuk masak dirumahnya. Tapi waktu terus berjalan, mau ga mau kita harus melanjutkan snorkling.
Baiklah. Baiklah. Cerita drama selesai sementara ya.

Terlepas dari drama nyata yang barusan kalian baca. Spot snorkling sendiri sebenarnya bukan di pulau abangnya. Tapi di pulau-pulau kecil tak berpenghuni di sekitaran pulau abang. Air lautnya bening banget. Begitu sampai di spot kita udah pada heboh mau nyebur.
https://www.instagram.com/p/BFIwZExK8-A/?taken-by=gustinautari&hl=en
https://www.instagram.com/p/BFIw8jjK8_A/?taken-by=gustinautari&hl=en

Dimulai dari Sasmita yang kesulitan memakai sepatu katak, kaki sas kecil jadi sepatu kataknya kegedean padahal udah pakai yang ukuran S. Hahaha. Neti sih oke-oke aja, pertama nyebur malah. Terus lanjut sas yang nyebur. Tiba giliran aku yang nyebur. Huaaa nyali saya langsung nyiut, takut.


“Tari, kau jangan buat aku malu ya. Ini aku video. Kau malah takut”, kata kak indi yang sibuk mengabadikan kehebohan kami.

“Kak indi, kakak ga tau ya semalam aku hampir tenggelam tau..!!”, saya membalas teriakan kak indi. Hahaha

Saya mulai mengatur nafas, berharap jantung saya bisa berdetak lebih normal. Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan. Fiiuuhhh. Dan akhirnya Byuurrr saya nyebur juga. Hahahaha





Proses kita snorkling sepertinya ga usah begitu rinci ya. Karna saya malu menceritakan kebodohan, kepolosan dan kehebohan yang saya dan teman-teman lakukan.

Saya yang ga bisa pakai selang berbentuk huruf J yg digunakan untuk bernafas di air (what is the name? Tau ahh pokoknya benda itu yang saya maksud, haha). Karna entahlah mindset saya bilang itu bekas2 orang dan saya agak geli, wkwkwkwk *songong banget yak* akhirnya saya cuma pakai kacamata snorkling saja. Saya dipandu sama si Bapak pompong dan anaknya Heru. Kalian mau tau apa yang saya lihat? Jawabannya adalah saya ga bisa lihat dengan jelas karena saya minus dan pakai kacamata buat snorkling. Huahahahaha. Saya Cuma kelihatan terumbu karang warnanya abu-abu, ada yang pink-pink merah juga, ada yang agak kebiruan dan hitam. Ikan yang saya lihat juga ikan-ikan kecil aja. Saya ga kelihatan ikan-ikan cantik warna-warni. Huaaaaaaa. Nasib dah kalau gini.

Gimana nasib Sas dan Neti, saya juga ga tau. Mereka asyik beranjang sana di lautan dengan Irfan dan Mas Rin. Cieeeee. Wkwkwkwk *bercanda yaak*

Kalau kak indi, dia curang ga mau nyebur lagi. Jadi kak indi tu cuma motoin kami aja, dia ga mau nyebur lagi. Alasannya udah ganti baju. Haah yasudahlah.

Karena pakai safety jacket pelampung kita ga bisa tenggelam. Ngapung aja gitu. Si bapak pompong ngajarin buat menggerakkan kaki di dalam air, saya bisanya malah bergerak mundur. Keasyikan mundur-mundur saya malah ga bisa balik ke tempat semula. Hahahaha. Terpaksa si anaknya bapak narik tangan saya. Sampai akhirnya si bapak lelah kali ya ngajarin saya yg bebal dan banyakan takutnya daripada aksinya, si Bapak ninggalin saya aja gitu disuruh pegangan di tangga kapal ditemenin anaknya, Heru.


“Pak, saya ketelan air laut lho Pak. Saya bisa sakit perut gak ya?”, saya bertanya polos sekali.
“saya juga, sampai tenggorokan ga enak banget nih”, Sas ikut menimpali.
Huahahaha. Kalau ingat kejadian ini saya suka ketawa2  sendiri. Ampyun banget dah, polos sama bego’ apa beda tipis yaa? hahahaha

Sekilas saya lihat Sas dan Neti yang lagi ngapung-ngapung. Sas yang tangannya ga bisa lepas narik-narik jacketnya Irfan, hahaha. Lucu, sas kan kecil tuh. Irfan kayak seorang ayah yang mengajari anaknya berenang. Hahaha

Akhirnya saya ngerasa capek banget di dalam air. Jadilah saya berusaha naik ke atas kapal. Dan lagi-lagi seperti kejadian  berenang di treasure bay, kaki saya keram wahai sodara-sodara. Ga bisa digerakkin. Uratnya kayak tertarik gitu. Beneran sakit banget.

Saya sadar punya badan yang sangat berisi (terlalu vulgar untuk bilang ‘Gendut’) haha,  jadilah perjuangan banget itu naik ke atas kapal. Perjuangan teman-teman saya maksudnya narik badan saya yang baru separuh manjat tangga kapal. Wkwkwkwkw. Mungkin mereka merasa seperti nelayan yang dapat tangkapan ikan paus kali ya. Berat euuuyyy. Hahaha.


Arus laut yang makin kencang sebenarnya susah buat pemula katrok kayak kami. Bapaknya juga bilang kalau udah jam 1 keatas biasa arusnya lebih kencang. Kalau mau snorkling itu emang enaknya agak pagi, karna arusnya masih tenang.

Gugusan pulau abang luas juga ternyata. Menurut cerita si bapak ada beberapa spot bagus untuk melihat keindahan bawah lautnya. Makanya kalau weekend begini pulau abang rame pengunjungnya. Pulau abang bisa jadi destinasi wisata andalan nih kalau berkunjung ke Batam. Semoga kedepannya generasi muda ga hanya bisa sekedar nikmatin keindahan alam tapi juga punya kewajiban buat menjaga keindahan alam tersebut. Contoh gampangnya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Oh ya MTI memasukkan ini sebagai salah satu syarat yang harus dipatuhi oleh tamunya, sebagai wujud menjaga kelestarian alam Indonesia. Keren banget kaaann???




Lelah bersnorkling ditambah lapar juga dan waktu yang udah makin sore memutuskan kita buat balik ke pulau abang.
Sampai di pulau abang, saya numpang mandi, berbilas di rumah Ibunya heru, istrinya bapak pompong. Hehe. Ada sensasi tersendiri mandi dirumah pelantar. Saya cuma berharap kayu-kayunya kuat menopang badan saya yang kalau basah jadi tambah berat karena makin ngembang. Wkwkwkwk

Setelah itu kita berkumpul di homestay, disajikan makanan yang entah karena lapar atau emang doyan jadi makanan disana rasanya enak aja gitu. Ikan bakar, sotong tumis masak hitam, telur dadar, dan sambal yang saya pikir pakai cabe setan karena pedas banget. Oh ya kerupuknya juga enak. Alhamdulillah.

Trus apa kabar teman saya, Okvianti. Dia udah mendingan. Syukurnya udah bisa jalan normal lagi. Ga muntah lagi. Tinggal diarenya aja. Kak okvi juga udah bisa teriak-teriak berdebat sama saya pas saya bilang sampai batam kita ke klinik aja, dan dia ngeyel ga mau. Karna dia merasa badannya udah sehat. Yaah sudahlah. Syukur Alhamdulillah kalau begitu.

Terkadang sesuatu berjalan ga sesuai dengan planning kita. Sama dengan ada beberapa hal yang diluar ekspetasi kita. Apa ini kendala? Apa ini menghambat? Semua tergantung gimana kita memahaminya. Kami ga merasa travelling kali ini gagal karna ada yang sakit. Tidak. Tidak seperti itu. Ini bagian dari cerita kami. Inilah kenikmatan perjalanan kami. Inilah ukiran jejak-jejak kami di pulau abang.
Nanti 5 atau 10 tahun lagi, ketika kami punya langkah hidup masing-masing. Kami punya cerita, cerita lucu, cerita panik, cerita sedih, cerita seru tentang pulau abang. Jejak kami tak akan hilang disana. Mengukir indah di hati masing-masing dari kami.

Perjalanan selesai. Kita balik ke Batam dengan sejuta kenangan. Kita balik ke Batam dengan ribuan kata yang dirangkai jadi cerita. Akhirnya pernah ngerasain yang namanya snorkling. Akhirnya bisa tau yang namanya pulau abang tu kayak apa. Akhirnya selesai sudah semuanya. Apa ini benar-benar akhir? Aku harap tidak, karna ini hanya awal cerita kami dimulai.

Terimakasih My Trip Indonesia yang udah support trip kami. jangan kapok ya dapat special guest kayak kita-kita. hahaha

Terimakasih teman-teman yang udah baca cerita di blog anak katrok ini. Maaf kalau ada kata2 yang kurang sopan dan menyinggung ya. Cuma bercandaan aja koq.

I love uuu Kak Okvi, Kak Indi, Sasmita dan Neti… mmuuaacchhh :*

Penggalan puisi terakhir tentang kita di pulau abang,

Aku tersedak,
Air laut tenyata tak enak.
Aku terhenyak,
Memendam rindu ternyata sesak.

Apa kau bilang tadi?
Malu mengaku rindu?
Tidakkah kau merasa dihatiku ada jejakmu….

(Pulau Abang, 7 Mei 2016)













Senin, 09 Mei 2016

Canopi, ini baru namanya liburan.




Akhirnya aku nge-blog lagi. Ini blog udah lama banget ga di update. Dulu ya waktu masih jaman alay, suka curhat2 ga jelas gitulah di blog ini, sekarang mah udah malu lah curhat2 gitu. Jadilah curhatan dan beberapa postingan jaman dulu banyak yg saya hapusin. Hahaha

Kali ini saya mau posting tentang perjalanan liburan saya yang pertama ke Canopi, Treassure Bay, Bintan Lagoi. Bareng sama rombongan team office.

Perjalanan kita dimulai dengan macet-macetan di kawasan punggur. Pelabuhan punggur yang lagi di renovasi jadi kendalanya. Lokasi pelabuhan ga bisa dipakai buat parkir, jadilah kendaraan pada parkir di lahan-lahan kosong di jalan sekitaran menuju pelabuhan. Waktu itu kita sampai di pelabuhan jam 11.30, si Ibu boss langsung beli tiket tujuan pelabuhan bintan lagoi, nah ternyata kapal yang tujuan pelabuhan bintan lagoi itu jadwalnya jam 7 pagi dan jam 5 sore. Terus ibu boss akhirnya belikan kita tiket tujuan pelabuhan Tanjung Uban. Nanti baru lanjut jalan darat ke lagoi.

Kita semua akhirnya naik ferry tujuan Uban, ferry yang ku maksud bukan ferry besar yang biasa tujuan tanjung pinang itu lho ya, ini speed boat, trus karena rame musim liburan jadilah banyak yg berdiri ga kedapatan tempat duduk. Perjalanan dengan speed boat sekitar 15 menitan. Sampai dipelabuhan ternyata taksi banyak yang udah di booking. Jadilah kita nunggu dulu beberapa menit sampai ada taxi, mobil Avanza gitu yang bisa ngantar kita ke Canopi. 

Perjalanan dengan taxi sekitar 40menitan. Dan itu jalanan bintan ya benar-benar deh meliuk-liuk, 1 jalan 2 jalur, tapi si supir emang udah pengalaman kali ya jadi bawa mobilnya udah yang ngebut aja terus, udah hapal lah gitu sama kondisi jalannya juga.

Sampai di Canopi. Kita nunggu buat check in. Sembari foto-foto centil gitu lah. Hahaha
1 kalimat pertama saya buat canopi, treassure bay, “So Amazing, keren bangeeetttttt...!!!”


Jadi di kawasan Treasure Bay ini ada kolam renang buatan yang luaaasss banget, katanya sih salah satu kolam renang terbesar di asia. Nah begitu udah check in, kita masuk ke kamar kita masing-masing. Nah saya sekamar sama Kak Okvi. Jadi di canopi ini kamarnya  per tenda. Beneran tenda (liat di foto). Dan dalamnya yaaa romantis bangeeettt. Hahaha *oke ini lebay*


Begitu liat suasana dalam tendanya ya jadi mikir + baper “aaaa romantisnya, sayang kesini saya masih jomblo, wkwkwkwk”.



Canopi ternyata emang di desain perpaduan antara alam dan fasilitas modern. Dari luar keliatan alami banget tenda-tendaan. Begitu masuk ke dalam tenda, liat ranjangnya, pakai kelambu-kelambu gitu. Trus liat properti di dalamnya, apalagi toiletnya, huaaaa aku pengen nginep disini ajaaa deh selamanya. Wkwkwkwk
Setelah puas menikmati kekaguman tenda canopi, hahaha. Kita langsung siap-siap buat berenang.

Sini ya saya kasi tau, saya tu sebenarnya ga bisa berenang. Jadi dari batam tu saya rela beli & bawa pelampung sendiri. Wkwkwk

Kalian tau kan kadang saya suka mikir yang orang lain belum kepikiran. Nah pas mau nyebur ke kolam renang itu ya, saya kepikiran “ini kolam renang segede lautan gini, airnya diganti ga ya?” hahaha

Air kolamnya bersih. Apa rasa air di kolam renang? Tawar kan? Nah kalau disini rasa airnya asin. Beneran asin kayak air laut. Nah usut punya usut ternyata air di kolam renang ini emang berasal dari air laut, disuling sedemikian caranya lah sampai akhirnya bisa masuk ke kolam renang ini, dan pakai sistem pengairan yang canggih, jadi airnya itu kayak sistem waduk gitu, terus-terusan ngalir, dan dikeluarkan kembali.

Lantai kolam renangnya itu ternyata terbuat dari bahan fiber. Warnanya putih bersih. Fiber itu kayak bahan buat badan kapal ferry itu loh, yah sejenis itulah mungkin. Hahaha 

Di beberapa bagian kolam ada garis yang memisahkan kolam dangkal dan dalam. Saya yang cuma bisa berendam ngapung tetap ga bisa berenang walau udah pakai pelampung. Hahahaha malu-maluin banget lah.  Trus Kak Okvi inisiatif buat narik tangan saya buat diajarin berenang. Kita ga sadar sambil bercandaan tau-tau kaki udah ga jejak lagi, kita udah masuk kebagian kolam dalam. 

“Tari, ini kaki aku udah ga jejak lagi lho”, kata kak okvi.
“serius? Kak please kak bawa aku ke tepi kak. Cepetan kak, please aku takut banget ini”, saya panik kayak kucing mau ngelahirin. Wkwkwkwk

Saya panik, masalahnya adalah kak okvi juga ga bisa berenang. Dan kita cuma mengandalkan pelampung. Bayangkan ada seorang anak gajah dan seorang anak panda tenggelam di treassure bay, huahahaha

“Bang tolongin bang, please takut banget ini..!” saya teriak manggil pak boss yang kebetulan ga gitu jauh dari kita berenangnya. Trus tangan kita ditarik ke tepian kolam. Setelah itu apa yang terjadi sodara-sodara? Kaki saya keram. Ga bisa digerakin. Oke fix, menderita sekali rasanya hampir tenggelam dan sekarang keram. Nah apa yang terjadi dengan kak okvi, dia ketawa ngakak liat muka panik saya. Yah mau ga mau saya juga ikutan ketawa. Menertawai kebodohan kita sendiri. Bahagia sekali rasanya, seperti lupa beberapa menit tadi panik hampir ‘lewat’. Hahahaha

Nah pertanyaannya adalah emang disini ga ada penjaganya ya? Ada koq. Dia ngawasin juga. Cuman posisinya di bagian depan canopi. Sementara kita berenangnya udah kebagian tengah.
Itulah kisah seorang anak gajah dan seorang anak panda yang hampir tenggelam. hahaha

Hari udah makin sore. Saya ingat belum sholat Ashar. Jadilah kami berdua, saya dan kak okvi memutuskan untuk duluan balik ke tenda.
Sejenak menunggu senja. Saya duduk di depan tenda. Ada dua kursi kayu dan sebuah meja kayu. Suasananya tenang. Udaranya segar. Langitnya cerah. Tapi ga ada angin. Maksud hati menunggu senja, menatap sunset. Tapi saya ingat ini bukan di laut, gimana mau liat sunset. Yah tau-tau udah gelap ajalah gitu pokoknya. Hahaha



Malam hari kita BBQ di depan tenda. Keriuhan. Keakraban. Jarang sekali rasanya suasana hangat seperti ini di Batam. Makan sekenyangnya untuk tepar sesudahnya. Hahaha




Makanan untuk BBQ yang dibawa oleh Ce Wiwie dan suaminya, emang banyak banget. Kita sampai kekenyangan dan ga bisa ngunyah lagi. Kata suami ce wiwie kita ga boleh tidur kalau ga habis makanannya. Beehh gila aja disuruh ngabisin semua. Anak gajah bisa kenyang juga kali om kalau disuruh makan mulu. Kekenyangan malah bahaya nanti. Hahaha

Akhirnya kita memutuskan jalan2 keliling resort sembari membakar kalori. (sok iya banget bahasanya). Padahal kita ujung-ujungnya duduk di depan cafe, menikmati lampu-lampu hias yang bisa berubah-ubah warnanya. Dasar emang aku yang katrok ya. Lampu hias bisa berubah-ubah warna saya record trus posting di instagram. Norak sih ya, biarin lah sesekali. Wkwkwkwk

Suasana malam di Canopi is the best ever laah, romantis abiiss. Ini resort emang cocok buat kalian yang mau honeymoon. Suasananya itu loh ampyun dah, bikin gemes gimana gitu. Hahahaha *apaan sih, absurd banget*

Gimana ga makin absurd coba pas kita lagi ngobrol gitu kan. Kita liat seorang karyawan canopi bawa sebuket bunga mawar, besar banget itu buketnya. Buat diantar ke salah satu tenda canopy. Trus kita saling tebak itu pasti buat ngelamar ceweknya nih. Yg lain nebak itu buat surprise istrinya ultah. Yg lain nebak lagi kan harusnya itu buket diantar ke tenda kita loh. Hahahaha. Bapernya tingkat dewa ini mah.

Malam semakin larut. Anak-anak juga baterainya udah pada habis. Udah pada rewel karena kecapekan.
Akhirnya kita balik ke tenda masing-masing buat istirahat.

Fajar menyingsing, gelap perlahan mulai menerang. Saya dan Kak Okvi memutuskan buat jalan-jalan pagi. Berburu sunrise yang ga tau dimana munculnya tau-tau udah terang aja. Sama kayak sunset kemarin sore yang tau-tau udah gelap aja. Pagi ini juga gitu. Langit gelap perlahan terang. Emang dasar canopi, lautnya buatan, apa karna semua buatan jadi matahari juga ga muncul di alam buatan ini? Hahahaha *pemikiran gila macam apa ini*


Kita keliling jalan kaki sambil selfie-selfie. Ada kali ngitarin satu kolam renang ini sama dengan kayak jalan 1 kilometeran. Hahaha. Lumayan gempor juga lah.




Satu jam kemudian kita udah rapih mau sarapan pagi. Menu-menu sarapan disini menurut saya masih standar lah. Dan rasanya yaaah gitu deh. Ga enak banget. Ga ancur banget. Untungnya masih ada Nutella yang bisa cocok sama roti apapun. Hahaha. Kalau dibanding-bandingkan yah mungkin ini tergantung chefnya juga kali ya. Untuk pilihan jenisnya banyakan pas di Agro Bintan. Dan rasanya belum bisa menyaingi rasa makanan di Harris batam centre. Hahahaa *perbandingan yang nyeleneh sepertinya*

Jam 9 pagi kita udah mau booking ATV. Udah ngebayangin masuk keluar hutan pakai ATV. Keren gimana gitu. Hahaha. Dan ternyata harapan tinggal harapan. Semua jenis ATV full booking katanya. What the.... banget lah rasanya. Lagi-lagi kenyataan diluar ekspektasi. Kecewa sih, tapi kayaknya Kak Okvi yang beneran kecewa. Akhirnya kita balik ke tenda. Ngadem di dalam aja deh. Karna jam 12 siang kita harus udah check out.

Iyap liburan verci Cinta AADC selesai sudah. Balik ke batam. Macet-macetan lagi. Nyampe rumah jam 5 sore. Tepar sudah~
*kenapa saya bilang kisah saya di canopi itu versi liburannya Cinta AADC. Jadi pas abis masa SPT saya dan kak okvi nonton AADC 2. Jadi ada adegan Cinta dan Rangga lagi di Candi mendut ya kalau ga salah. Rangga says “liburan adalah kegiatan seribu perencanaan sedangkan travelling penuh spontanitas dan siap dengan segala resiko”. Apa yang kami dapat di Canopi, it’s truly Liburan versi Cinta AADC. Yah wajarlah namanya liburan, pengen dapat tempat nginap yang nyaman, makanan yang enak, suasana yang cozy alias nyaman. And that’s all bisa kita dapatin di Canopi.

Oh ya ada yang mau tau berapa budgetnya ke Canopi?
Sebelumnya nih ya For your info aja ya sodara2. Saya dan kak okvi liburan ke canopi is Free. Alias ditanggung semua sama bu boss dan pak boss. Hehehe. Alhamdulillah yaa, hihihi
-          Ongkos kapal Batam – Uban Rp 45.000/One way
-          Ongkos Taxi Uban – Bintan Lagoi Rp 300.000/One way
-          Penginapan @Canopi per tenda,kurang lebih 2jutaan. (angka pastinya bu boss yang tau, hehe)
-          Adventure pakai ATV Rp380.000,-



Sekian kisah saya liburan di canopi.

Terimakasih yang udah mampir-mampir ke blog anak katrok.
See u on next story tentang travelling seperti yg Rangga AADC bilang. Kemana selanjutnya? Ke........ *masih rahasia* hahaha